🐂 Berharap Hanya Kepada Allah Swt

PertolonganAllah SWT bagi Muslim di Akhirat. Al-Fatihah ayat 5 berbunyi, "Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan." Ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah sumber pertolongan. Baik selama kita di dunia, terlebih di akhirat. Al-Quran menuliskan, "Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya (neraka). Hal itu Haditstersebut mengajarkan kita agar tidak berputus asa dari rahmat Allah dengan melarang kita berputus asa dan menyuruh kita agar selalu berharap kepada Allah. Ketika kita berhusnudzhon kepada Allah di akhir hayat, berarti kita tidak berputus asa dari pertolongan, ampunan dan rahmat Allah Swt. Sebesar apapun dosa kita, janganlah berputus asa. Ketika kau berlebihan berharap pada seseorang, maka Allah akan timpakan padamu pedihnya keinginan-impian kosong. Allah tak suka kalau ada yang berharap pada selain Dzat-Nya, Allah membatasi cita-citanya supaya dia kembali berharap hanya terhadap Allah SWT." Sebaik-baiknya berharap hanyalah terhadap Allah. Allah berfirman dalam surat Al Berharapkepada Allah untuk menyelesaikan masalah dunia. Kelima berharap mendapatkan ampunan dosa terutama d besar. Mendapatkan ampunan dan naungan Allah dan mendapatkan surga, dijauhkan dari panasnya api neraka. Janganlah berhenti berharap dan berdoa. Berharap itu tanpa batas dan tepi. Berharap harus kita lakukan sampai titik akhir perjalanan. Allahtidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan lengah" (HR.Ahmad) 2. Tidak maunya kita berdoa meminta kepada Allah, merasa diri kita mampu dengan kemampuan diri kita sendiri. Sungguh diri kita tidak akan mampu tanpa pertolongan Allah SWT. Berharap Hanya Kepada Allah SWT Oleh : Andang Heryahya, M. Pd. I., M.pd. Untuk mengawali tuisan ini saya mengutip firman Allah SWT dalam Al Quran surat Al-Insyirah ayat ke 8 "Dan hanya kepada Allah SWTengkau berharap."Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan dan ujian merupakan sunatullah dalam kehidupan. RahasiaTerpendam Didalam Diri Yang Diberikan Allah SWT (Renungan Kemampuan Diri) Semua manusia yang ciptakan oleh Allah SWT adalah sama untuk beribadah kepada-Nya, diciptakan memiliki fisik yang hampir serupa, tetapi ada juga yang Allah berikan kelebihan dan ada yang diberikan kekurangan oleh-Nya. Berharap Hanya Kepada Allah SWT - Ceramah Ustadz Hanan Attaki TerbaruTerima Kasih Sudah Menonton Akhi dan Ukhti ..SHARE KE TEMEN-TEMEN & KELUARGA KALIAN,SEMO Jelasorang yang tawakal pasti hanya berharap pada Allah swt, dan tak akan berharap pada selain Allah swt. Orang yang tawakal yakin kalau Allah swt Maha Kuasa, sehingga satu-satunya tempat berpasrah hanyalah pada-Nya. Keempat, bertawakal kepada Tuhan. Kelima, tidak tertarik oleh tipu-daya dunia. 5 perkara itu akan membawa orang yang qana Maka, apabila kita memiliki harapan kepada sesama manusia, kembalilah berharap itu kepada Allah SWT. Kenapa? Karena kalau kita terlalu berharap pada manusia, kita pasti akan kecewa. Sebagaimana Ali bin Abi Thalib ra. pernah bersabda, “Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia.” Amalan bersedekah akan menjauhkan kita dari sifat gila harta dan pentingkan keduniaan. Kita akan menjadi orang yang rela dan redha apabila harta atau kepunyaan kita diberikan kepada orang lain. Bahkan hal ini membuatkan kita lebih berharap dan meminta hanya kepada Allah kerana percaya setiap yang kita ada adalah pinjaman dari Allah SWT sahaja. Menggantungkan Harapan Hanya Kepada Allah SWT - NET5. netmediatama. 2:35 'Saya hanya takut kepada Allah SWT' KiniTV. 14:09. Sebaik baik berharap hanya kepada tuhan. JGTR. Surat Asy-Syura merupakan termasuk golongan surat Makkiyah karena diturunkan sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Surat ini berisikan 53 ayat dan Asy-Syura memiliki arti 'musyawarah'.Sesuai dengan artinya, surat ini banyak diletakkan dasar-dasar pemerintahan Islam, yaitu musyawarah. Inilah arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Asy-Syura. 1. Surat Asy-Syura ayat 21-53 beserta SantosBerikut bacaan arab Surat Asy-Syura, latin dan 21اَمْ لَهُمْ شُرَكٰۤؤُا شَرَعُوْا لَهُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا لَمْ يَأْذَنْۢ بِهِ اللّٰهُ ۗوَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۗوَاِنَّ الظّٰلِمِيْنَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌam lahum syurakā`u syara'ụ lahum minad-dīni mā lam ya`żam bihillāh, walau lā kalimatul-faṣli laquḍiya bainahum, wa innaẓ-ẓālimīna lahum 'ażābun alīm"Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang menetapkan aturan agama bagi mereka yang tidak diizinkan diridai Allah? Dan sekiranya tidak ada ketetapan yang menunda hukuman dari Allah tentulah hukuman di antara mereka telah dilaksanakan. Dan sungguh, orang-orang zalim itu akan mendapat azab yang sangat pedih."Ayat 22تَرَى الظّٰلِمِيْنَ مُشْفِقِيْنَ مِمَّا كَسَبُوْا وَهُوَ وَاقِعٌۢ بِهِمْ ۗوَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فِيْ رَوْضٰتِ الْجَنّٰتِۚ لَهُمْ مَّا يَشَاۤءُوْنَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُtaraẓ-ẓālimīna musyfiqīna mimmā kasabụ wa huwa wāqi'um bihim, wallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti fī rauḍātil-jannāt, lahum mā yasyā`ụna 'inda rabbihim, żālika huwal-faḍlul-kabīr"Kamu akan melihat orang-orang zalim itu sangat ketakutan karena kejahatan-kejahatan yang telah mereka lakukan, dan azab menimpa mereka. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan berada di dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan. Yang demikian itu adalah karunia yang besar."Ayat 23ذٰلِكَ الَّذِيْ يُبَشِّرُ اللّٰهُ عِبَادَهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۗ قُلْ لَّآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًا اِلَّا الْمَوَدَّةَ فِى الْقُرْبٰىۗ وَمَنْ يَّقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهٗ فِيْهَا حُسْنًا ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌżālikallażī yubasysyirullāhu 'ibādahullażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāt, qul lā as`alukum 'alaihi ajran illal-mawaddata fil-qurbā, wa may yaqtarif ḥasanatan nazid lahụ fīhā ḥusnā, innallāha gafụrun syakụr"Itulah karunia yang diberitahukan Allah untuk menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Katakanlah Muhammad, “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu imbalan pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” Dan barangsiapa mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan kebaikan baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri."Ayat 24اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًاۚ فَاِنْ يَّشَاِ اللّٰهُ يَخْتِمْ عَلٰى قَلْبِكَ ۗوَيَمْحُ اللّٰهُ الْبَاطِلَ وَيُحِقُّ الْحَقَّ بِكَلِمٰتِهٖ ۗاِنَّهٗ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِam yaqụlụnaftarā 'alallāhi każibā, fa iy yasya`illāhu yakhtim 'alā qalbik, wa yam-ḥullāhul-bāṭila wa yuḥiqqul-ḥaqqa bikalimātih, innahụ 'alīmum biżātiṣ-ṣudụr"Ataukah mereka mengatakan, “Dia Muhammad telah mengada-adakan kebohongan tentang Allah.” Sekiranya Allah menghendaki niscaya Dia kunci hatimu. Dan Allah menghapus yang batil dan membenarkan yang benar dengan firman-Nya Al-Qur'an. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati."Ayat 25وَهُوَ الَّذِيْ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهٖ وَيَعْفُوْا عَنِ السَّيِّاٰتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَۙwa huwallażī yaqbalut-taubata 'an 'ibādihī wa ya'fụ 'anis-sayyi`āti wa ya'lamu mā taf'alụn"Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan,"Ayat 26وَيَسْتَجِيْبُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَيَزِيْدُهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖ ۗوَالْكٰفِرُوْنَ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌwa yastajībullażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa yazīduhum min faḍlih, wal-kāfirụna lahum 'ażābun syadīd"dan Dia memperkenankan doa orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta menambah pahala kepada mereka dari karunia-Nya. Orang-orang yang ingkar akan mendapat azab yang sangat keras."Ayat 27 وَلَوْ بَسَطَ اللّٰهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهٖ لَبَغَوْا فِى الْاَرْضِ وَلٰكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَّا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ بِعِبَادِهٖ خَبِيْرٌۢ بَصِيْرٌwalau basaṭallāhur-rizqa li'ibādihī labagau fil-arḍi wa lākiy yunazzilu biqadarim mā yasyā`, innahụ bi'ibādihī khabīrum baṣīr"Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Teliti terhadap keadaan hamba-hamba-Nya, Maha Melihat."Ayat 28وَهُوَ الَّذِيْ يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْۢ بَعْدِ مَا قَنَطُوْا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهٗ ۗوَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيْدُwa huwallażī yunazzilul-gaiṡa mim ba'di mā qanaṭụ wa yansyuru raḥmatah, wa huwal-waliyyul-ḥamīd"Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Maha Pelindung, Maha Terpuji."Ayat 29وَمِنْ اٰيٰتِهٖ خَلْقُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيْهِمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ ۗوَهُوَ عَلٰى جَمْعِهِمْ اِذَا يَشَاۤءُ قَدِيْرٌwa min āyātihī khalqus-samāwāti wal-arḍi wa mā baṡṡa fīhimā min dābbah, wa huwa 'alā jam'ihim iżā yasyā`u qadīr"Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya adalah penciptaan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila Dia kehendaki."Ayat 30وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗwa mā aṣābakum mim muṣībatin fa bimā kasabat aidīkum wa ya'fụ 'ang kaṡīr"Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak dari kesalahan-kesalahanmu."Ayat 31وَمَآ اَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ فِى الْاَرْضِۚ وَمَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍwa mā antum bimu'jizīna fil-arḍ, wa mā lakum min dụnillāhi miw waliyyiw wa lā naṣīr"Dan kamu tidak dapat melepaskan diri dari siksaan Allah di bumi, dan kamu tidak memperoleh pelindung atau penolong selain Allah."Ayat 32وَمِنْ اٰيٰتِهِ الْجَوَارِ فِى الْبَحْرِ كَالْاَعْلَامِ wa min āyātihil-jawāri fil-baḥri kal-a'lām"Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah kapal-kapal yang berlayar di laut seperti gunung-gunung."Ayat 33اِنْ يَّشَأْ يُسْكِنِ الرِّيْحَ فَيَظْلَلْنَ رَوَاكِدَ عَلٰى ظَهْرِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍۙiy yasya` yuskinir-rīḥa fa yaẓlalna rawākida 'alā ẓahrih, inna fī żālika la`āyātil likulli ṣabbārin syakụr"Jika Dia menghendaki, Dia akan menghentikan angin, sehingga jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang selalu bersabar dan banyak bersyukur,"Ayat 34اَوْ يُوْبِقْهُنَّ بِمَا كَسَبُوْا وَيَعْفُ عَنْ كَثِيْرٍۙau yụbiq-hunna bimā kasabụ wa ya'fu 'ang kaṡīr"atau Dia akan menghancurkan kapal-kapal itu karena perbuatan dosa mereka, dan Dia memaafkan banyak dari mereka,"Ayat 35وَّيَعْلَمَ الَّذِيْنَ يُجَادِلُوْنَ فِيْٓ اٰيٰتِنَاۗ مَا لَهُمْ مِّنْ مَّحِيْصٍwa ya'lamallażīna yujādilụna fī āyātinā, mā lahum mim maḥīṣ"dan agar orang-orang yang membantah tanda-tanda kekuasaan Kami mengetahui bahwa mereka tidak akan memperoleh jalan keluar dari siksaan."Ayat 36فَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚوَمَا عِنْدَ اللّٰهِ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۚfa mā ụtītum min syai`in fa matā'ul-ḥayātid-dun-yā, wa mā 'indallāhi khairuw wa abqā lillażīna āmanụ wa 'alā rabbihim yatawakkalụn"Apa pun kenikmatan yang diberikan kepadamu, maka itu adalah kesenangan hidup di dunia. Sedangkan apa kenikmatan yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,"Ayat 37وَالَّذِيْنَ يَجْتَنِبُوْنَ كَبٰۤىِٕرَ الْاِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَاِذَا مَا غَضِبُوْا هُمْ يَغْفِرُوْنَ wallażīna yajtanibụna kabā`iral-iṡmi wal-fawāḥisya wa iżā mā gaḍibụ hum yagfirụn"dan juga bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah segera memberi maaf,"Ayat 38وَالَّذِيْنَ اسْتَجَابُوْا لِرَبِّهِمْ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَۖ وَاَمْرُهُمْ شُوْرٰى بَيْنَهُمْۖ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ wallażīnastajābụ lirabbihim wa aqāmuṣ-ṣalāta wa amruhum syụrā bainahum wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn"dan bagi orang-orang yang menerima mematuhi seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedang urusan mereka diputuskan dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka,"Ayat 39وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَهُمُ الْبَغْيُ هُمْ يَنْتَصِرُوْنَ wallażīna iżā aṣābahumul-bagyu hum yantaṣirụn"dan bagi orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka membela diri."Ayat 40وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَwa jazā`u sayyi`atin sayyi`atum miṡluhā, fa man 'afā wa aṣlaḥa fa ajruhụ 'alallāh, innahụ lā yuḥibbuẓ-ẓālimīn"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim."Ayat 41وَلَمَنِ انْتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ مَا عَلَيْهِمْ مِّنْ سَبِيْلٍۗwa lamanintaṣara ba'da ẓulmihī fa ulā`ika mā 'alaihim min sabīl"Tetapi orang-orang yang membela diri setelah dizalimi, tidak ada alasan untuk menyalahkan mereka."Ayat 42اِنَّمَا السَّبِيْلُ عَلَى الَّذِيْنَ يَظْلِمُوْنَ النَّاسَ وَيَبْغُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌinnamas-sabīlu 'alallażīna yaẓlimụnan-nāsa wa yabgụna fil-arḍi bigairil-ḥaqq, ulā`ika lahum 'ażābun alīm"Sesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di bumi tanpa mengindahkan kebenaran. Mereka itu mendapat siksa yang pedih."Ayat 43وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ اِنَّ ذٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِwa laman ṣabara wa gafara inna żālika lamin 'azmil-umụr"Tetapi barangsiapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia."Ayat 44وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ وَّلِيٍّ مِّنْۢ بَعْدِهٖ ۗوَتَرَى الظّٰلِمِيْنَ لَمَّا رَاَوُا الْعَذَابَ يَقُوْلُوْنَ هَلْ اِلٰى مَرَدٍّ مِّنْ سَبِيْلٍۚwa may yuḍlilillāhu fa mā lahụ miw waliyyim mim ba'dih, wa taraẓ-ẓālimīna lammā ra`awul-'ażāba yaqụlụna hal ilā maraddim min sabīl"Dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak ada baginya pelindung setelah itu. Kamu akan melihat orang-orang zalim ketika mereka melihat azab berkata, “Adakah kiranya jalan untuk kembali ke dunia?”Ayat 45وَتَرٰىهُمْ يُعْرَضُوْنَ عَلَيْهَا خٰشِعِيْنَ مِنَ الذُّلِّ يَنْظُرُوْنَ مِنْ طَرْفٍ خَفِيٍّۗ وَقَالَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ الْخٰسِرِيْنَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ وَاَهْلِيْهِمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ اَلَآ اِنَّ الظّٰلِمِيْنَ فِيْ عَذَابٍ مُّقِيْمٍwa tarāhum yu'raḍụna 'alaihā khāsyi'īna minaż-żulli yanẓurụna min ṭarfin khafiyy, wa qālallażīna āmanū innal-khāsirīnallażīna khasirū anfusahum wa ahlīhim yaumal-qiyāmah, alā innaẓ-ẓālimīna fī 'ażābim muqīm"Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tertunduk karena merasa hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat.” Ingatlah, sesungguhnya orang-orang zalim itu berada dalam azab yang kekal."Ayat 46وَمَا كَانَ لَهُمْ مِّنْ اَوْلِيَاۤءَ يَنْصُرُوْنَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗوَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ سَبِيْلٍ ۗwa mā kāna lahum min auliyā`a yanṣurụnahum min dụnillāh, wa may yuḍlilillāhu fa mā lahụ min sabīl"Dan mereka tidak akan mempunyai pelindung yang dapat menolong mereka selain Allah. Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah tidak akan ada jalan keluar baginya untuk mendapat petunjuk."Ayat 47اِسْتَجِيْبُوْا لِرَبِّكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا مَرَدَّ لَهٗ مِنَ اللّٰهِ ۗمَا لَكُمْ مِّنْ مَّلْجَاٍ يَّوْمَىِٕذٍ وَّمَا لَكُمْ مِّنْ نَّكِيْرٍistajībụ lirabbikum ming qabli ay ya`tiya yaumul lā maradda lahụ minallāh, mā lakum mim malja`iy yauma`iżiw wa mā lakum min nakīr"Patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak atas perintah dari Allah. Pada hari itu kamu tidak memperoleh tempat berlindung dan tidak pula dapat mengingkari dosa-dosamu."Ayat 48فَاِنْ اَعْرَضُوْا فَمَآ اَرْسَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيْظًا ۗاِنْ عَلَيْكَ اِلَّا الْبَلٰغُ ۗوَاِنَّآ اِذَآ اَذَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً فَرِحَ بِهَا ۚوَاِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ ۢبِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْهِمْ فَاِنَّ الْاِنْسَانَ كَفُوْرٌfa in a'raḍụ fa mā arsalnāka 'alaihim ḥafīẓā, in 'alaika illal-balāg, wa innā iżā ażaqnal-insāna minnā raḥmatan fariḥa bihā, wa in tuṣib-hum sayyi`atum bimā qaddamat aidīhim fa innal-insāna kafụr"Jika mereka berpaling, maka ingatlah Kami tidak mengutus engkau sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan risalah. Dan sungguh, apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat dari Kami, dia menyambutnya dengan gembira; tetapi jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri niscaya mereka ingkar, sungguh, manusia itu sangat ingkar kepada nikmat."Ayat 49لِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ ۗيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ اِنَاثًا وَّيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ الذُّكُوْرَ ۙlillahi mulkus-samāwāti wal-arḍ, yakhluqu mā yasyā`, yahabu limay yasyā`u ināṡaw wa yahabu limay yasyā`uż-żukụr"Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki,"Ayat 50اَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَّاِنَاثًا ۚوَيَجْعَلُ مَنْ يَّشَاۤءُ عَقِيْمًا ۗاِنَّهٗ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌau yuzawwijuhum żukrānaw wa ināṡā, wa yaj'alu may yasyā`u 'aqīmā, innahụ 'alīmung qadīr"atau Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa."Ayat 51وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَاۤئِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ عَلِيٌّ حَكِيْمٌwa mā kāna libasyarin ay yukallimahullāhu illā waḥyan au miw warā`i ḥijābin au yursila rasụlan fa yụḥiya bi`iżnihī mā yasyā`, innahụ 'aliyyun ḥakīm"Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan malaikat lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Tinggi, Maha Bijaksana."Ayat 52وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ رُوْحًا مِّنْ اَمْرِنَا ۗمَا كُنْتَ تَدْرِيْ مَا الْكِتٰبُ وَلَا الْاِيْمَانُ وَلٰكِنْ جَعَلْنٰهُ نُوْرًا نَّهْدِيْ بِهٖ مَنْ نَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِنَا ۗوَاِنَّكَ لَتَهْدِيْٓ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۙwa każālika auḥainā ilaika rụḥam min amrinā, mā kunta tadrī mal-kitābu wa lal-īmānu wa lākin ja'alnāhu nụran nahdī bihī man nasyā`u min 'ibādinā, wa innaka latahdī ilā ṣirāṭim mustaqīm"Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu Muhammad ruh Al-Qur'an dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab Al-Qur'an dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al-Qur'an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing manusia kepada jalan yang lurus,"Ayat 53صِرَاطِ اللّٰهِ الَّذِيْ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ اَلَآ اِلَى اللّٰهِ تَصِيْرُ الْاُمُوْرُṣirāṭillāhillażī lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, alā ilallāhi taṣīrul-umụr"Yaitu jalan Allah yang milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, segala urusan kembali kepada Allah." Baca Juga Surat Al-Buruj Ayat 1-22 Arab Arti, Kandungan dan Keutamaan Oleh Andang Heryahya, M. Pd. I., Untuk mengawali tuisan ini saya mengutip firman Allah SWT dalam Al Quran surat Al-Insyirah ayat ke 8 "Dan hanya kepada Allah SWTengkau berharap."Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan dan ujian merupakan sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan sesuatu yang tidak disukainya atau bisa pula dengan yang menyenangkannya. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 35 "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar- benarnya. Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” Sahabat Ibnu Abbas yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir Al-Qur'an menafsirkan ayat ini "Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan". Berharap itu wajib, karena dalam harapan ada optimisme, ada jalan kemudahan dan ada keyakinan atas kebesaran Allah SWT. Sebaliknya, tidak berharap berarti bedosa. Orang yang tidak berharap kepada Allah akan berdampak negatif. Kecewa, pesimis, merasa hidup sudah tidak ada jalan, kehilangan solusi dan lain-lain. Bagi kita, tidak ada pilihan lain, kecuali AllahSWT harus hadir di dada' harapan kita. Disaat merasa sempit atas segala permasalahan dan ujian hidup, harapan harus tetap menyala. Ada Allah Al Fattah, Allah yang maha membukakan. Allah akan membuka jalan kemudahan dan akan memberikan kemenangan. Begitu juga dengan segala permasalahan dan ujian hidup lainnya There Is Always Hope yakin ada Allah. Allah SWT memiliki nama-nama yang baik, ada 99 Asma Allah. Hadirkanlah nama-nama Allah di setiap harapan dan doa yang kita panjatkan. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al Quran surat Al Mu'min ayat 60 "Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina'. Terlebih berdo'a di sepertiga malam, sepertiga malam itu waktu yang sangat mahal dan berharga. Itulah Rabb Yang maha Mulia berfirman. "Adakah seseorang yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku berikan apa vang dia minta adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku sehingga aku ampuni dan adakah orang yang berdoa kepada-Ku lalu Aku kabulkan doanya HR Muslim. Subhanallah, keutamaan Qiyamul Lail sangat kuat Rasulullah SAW bersabda "Hendaklah kalian mengerjakan qivamul lail, karena givamul lail itu kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, sebah qiammul lail mendekatkan diri kepada Allah mencegah dari dosa menghapus kesalahan kesalahan, dan mengusir penyakit dari tubuh HR. At Tirmidzi dan Al Hakim Berharap disertai do'a sepertinya sederhana dan mudah. Namun mari kita buktikan. Siapa yang pertama kali hadir di dalam sctiap pcrsoalan dan ujian hidup yang kita alami, siapa yang pertama kali hadir dalam cita-cita yang kita inginkan. Tulisan sederhana ini Insya Allah akan mengantarkan reflcksi atas bebcrapa 'pengalaman' kita masing-masing. Ternyata, syarat utama berharap adalah mengenal dan dekat. Kenapa harapan tidak muncul, tidak mungkin berharap dari sesuatu yang tidak dikenal. Bayi yang di besarkan oleh orang lain, ketika sudah besar dan punya masalah, tidak mungkin berharap kepada orang tuanya. Harapan itu akan ditujukan kepada orang terdekat yang ia kenal. Orang tua yang melahirkannya terhalang oleh orang lain yang mengasuhnya. Begitu juga kita dengan Allah SWT. Apa yang menghalangi harapan kepada Allah SWT ia adalah dunia, scbagian bcsar manusia lcbih dckat dcngan harta. Tidak sedikit manusia yang gagal hidupnya karena terlanjur menyimpan harta di dalam hati. Ilarta menjadi penghalang dengan Allah SWT Harta menjadi panglima harapannya. la yakin bctul bahwa harta akan mampu menenuhi segal harapannya. Al Quran Surat Al-Munafiqun Ayat 9 dan 10, Allah SWT memberikan peringatan kepada kita wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa yang berbuat demikian mereka itulah orang-orang yang rugi Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan sebelum kematian datang, Tuhanku sekiranya kematianku sedikit waktu lagi, maka aku akan bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh. Jika ada orang yang telah meninggal, dan bisa kembali lagi ke dunia untuk beramal sholeh, ia pasti akan mengatakan saya akan bersedekah. Jawaban ini sebagaimana firman Allah SWT diatas. Kenapa ia menyebut bersedekah, karena sedekah salah satu amal sholeh yang dapat menghapuskan dosa dan mengantarkannya ke dalam surga Allah SWT. Hati yang baik Insya Allah akan mengenal dan dekat, benar-benar mengenal dan dckat dengan Allah SWT. Jika hanya kenal begitu saja, maka hati akan mudah diingatkan oleh yang lain ika hanya dekat begitu saja, tidak kenal baik dengan Allah SWT maka hati akan mudah diingatkan olch yang lain bahkan diisi oleh selain Allah. Seorang staf merenung memikirkan pernyataan bosnya nasib gaji anda ada di tangan saya" saya yang akan menadatangi surat keputusannya Seorang menteri membukukan badannya di depan presiden, seorang staf membukukan badannya di hadapan manajernya. Ingat, schebat hcbatnya manusia, ia tidak hebat. Seolah-olah atasan yang menentukan, seolah-olah presiden yang menentukan dan seolah-olah manajernya yang menentukan. Sebagian orang mcrcspon dcngan ketakutan, akhirnya manajer yang hadir di dalam harapannya. Ia lebih yakin mendekat ke manajernya daripada mendekat kepadaAllah SWT. Kembali keharapan kepada Allah SWT. Jika harapan besar kepada Allah, kita akan merasakan a optimisme dan keyakinan yang akan terus tumbuh. Harapan kepada Allah akan membuahkan kenyamanan dan kebahagiaan, karena kita yakin akan mendapatkan dukungan penuh dari Allah SWT. Hidup itu jauh lebih mudah jika bersama Allah SWT. Itulah scbenarnya escnsi dari harapan dan esensi dari kehidupan. Sebagai penutup tulisan sederhana ini, ada lima hal yang penting kait dengan harapan dan tingkatan manusia dengan kebaikan. Pertama, harapan untuk tegaknya agama Allah di muka bumi. Fokus harapannya kepada tegaknya agama Allah. Ini tugas para aktivis kebaikan, aktivis masjid, pimpinan pesantren dan para ulama. Kedua, berharap tegaknya agama Allah dalam diri kita. Harapan untuk haji, harapan untuk memberikan sedekah yang terbaik dan amal sholeh lainnya. Ini adalah fokus tugas kita semua. Ketiga, berharap tegaknya agama Allah di lingkungan terdekat kita, keluarga dan sahabat Menghadirkan orang terdekat dalam ikhtiar kita Menghadirkan orang lain dalam keseriusan doa kita Keempat, berharap dalam urusan menyelesaikan dunia. Berharap istri baik dan karir berjalan sukses dan harapan lainnya. Berharap kepada Allah untuk menyelesaikan masalah dunia. Kelima berharap mendapatkan ampunan dosa terutama d besar. Mendapatkan ampunan dan naungan Allah dan mendapatkan surga, dijauhkan dari panasnya api neraka. Janganlah berhenti berharap dan berdoa. Berharap itu tanpa batas dan tepi. Berharap harus kita lakukan sampai titik akhir perjalanan. Lengkapi dengan berdzikir, berdoa, sedekah dan amal sholeh lainnya Insya Allah, dadakita akan tetap lapang dan nyaman. Kita akan lulus dalam menghadapi berbagai dinamika dan ujian hidup. Allah akan akan mengabulkan semua doa dan harapan kita, dan akan memberikan yang terbaik. Cita-cita tertinggi kita, mudah-mudahan di setiap harapan dan amal sholeh yang dilakukan, Allah SWT mengingat kita. Wallahu'alam Bisshowaab Hakikat Berharap Raja’ kepada Allah Swt Pengertian Raja’ Kepada Allah Swt Cara Menumbuhkan Sifat Raja’ Manfaat Sifat Raja’ Secara etimologis, raja’ berarti mengharap sesuatu atau tidak putus asa, hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam al-Ankabut/29 5 “Barangsiapa mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu yang dijanjikan Allah pasti datang. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” al-Ankabut/29 5. Menurut istilah, raja’ berarti berharap untuk memperoleh rahmat dan karunia Allah Swt. Sifat raja’ ini harus disertai optimis, perasaan gembira, sikap percaya dan yakin akan kebaikan Allah Swt. Lebih dari itu sifat raja’ harus dibarengi dengan amal-amal saleh untuk meraih kebahagiaan di yang berharap kepada Allah Swt. tanpa diikuti dengan amal, maka ia hanya berangan-angan belaka. Muhasabah atas nikmat-nikmat Allah dan memahami Al-Qur` kesempurnaan karunia Allah Swt. Manfaat Sifat Raja’ Semangat dalam ketaatan kepada Allah dalam menghadapi kesulitanMerasa nikmat dalam beribadah kepada Allah sifat optimis Baca Kumpulan Rangkuman PAI Kelas 10 SMA Related postsHukum Dasar Kimia di Sekitar Kita, Ciri, Jenis, Reaksi, Hukum dan Penyelesaian KasusStruktur Atom – Keunggulan Nanomaterial, Pengertian, Pentingnya, Struktur, Jari dan KonsepPemanasan Global, Konsep dan SolusiEnergi Terbarukan, Energi, Bentuk, Hukum, Konversi, Urgensi, Sumber, Dampak dan UpayaFenomena Geosfer di Indonesia, Pengertian dan UnsurPengantar Ilmu Geografi, Perkembangan, Obyek Studi, Aspek Ilmu, Pendekatan, Konsep, Prinsip, Memahami Bencana, Peta, Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografis dan Penelitian

berharap hanya kepada allah swt